Assalamualaikum, salam sejahtera bagi Bapak dan Ibu semua....
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menerapkan full
day school (FDS) secara nasional dengan sistem piloting (percontohan).

Staf Ahli Mendikbud Bidang Pendidikan Karakter Arie Budiman mengatakan,
proyek percontohan FDS ini diterapkan mulai tahun pelajaran 2017/2018.
Untuk merealisasikan rencana piloting FDS itu Arie mengatakan Kemendikbud telah melakukan serangkaian kegiatan.
Di
antaranya adalah konsultasi publik. Kemudian menghimpun praktik baik
(best practice) dari sekolah-sekolah yang telah menerapkan FDS.
’’Yang tidak kalah penting, Kemendikbud mengkaji penentuan kriteria sekolah sasaran piloting FDS itu,’’ paparnya kemarin (19/9).
Menurut
Arie agenda utama dalam penerapan FDS itu adalah untuk penguatan
pendidikan karakter. Menurutnya isu ini bukan menjadi barang baru di
sekolah-sekolah pada umumnya.
Sebab Kemendikbud sudah
menggulirkan pendidikan karakter sejak 2010 silam. Isu pendidikan
karkater lantas menjadi tema utama dalam Kurikulum 2013.
Mantan
kepala dinas pendidikan DKI Jakarta itu menjelaskan sampai sekarang
Kemendikbud belum menetapkan jumlah sekolah sasaran implementasi
piloting FDS.
Untuk pemanasan piloting FDS Arie mengatakan akan dimulai semester genap
tahun pelajaran 2016/2017. Semester genap tahun pelajaran 2016/2017 ini
dimulai pada Januari tahun depan.
’’Kita menyebutnya
pra-piloting,’’ ucapnya. Di fase pra-piloting ini jumlah sekolah yang
ditunjuk Kemendikbud untuk menjalankan FDS sangat terbatas sekali. Jauh
lebih kecil dibanding saat diterapkan piloting pada tahun pelajaran
2017/2018 nanti.
Meskipun belum menetapkan unit sekolah yang
menjadi sasaran piloting, Arie sudah memiliki kisi-kisi kriterianya.
Diantaranya meliputi keberagaman sekolah-sekolah di Indonesia.
Dia menjelaskan piloting
harus mewakili sekolah dari aspek geografis. Yakni harus mewakili
sekolah perkotaan, pinggiran, dan di desa-desa pelosok.
Kemudian juga mempertimbangkan aspek inisiatif atau permintaan dari sekolah/pemda.
Pertimbangan berikutnya adalah sekolah pelaksana Kurikulum 2013, aspek akreditasi, serta mewakili sekolah negeri dan swasta.
Terpisah Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan sinyal persetujuan untuk menerapkan sistem tersebut.
Hanya, sistem FDS tidak akan langsung diterapkan ke semua sekolah se-Indonesia. Pemerintah baru akan ujicoba di beberapa tempat.
Di sela kunjungan ke Pondok Pesantren Modern Gontor kemarin (19/9),
Presiden menyampaikan bahwa FDS merupakan penerjemahan dari instruksinya
kepada Mendikbud.
’’Pendidikan terutama di SD dan SMP diberikan
persentase yang lebih tinggi untuk pendidikan etika, budi pekerti, dan
sopan santun,’’ujarnya.
Konsep FDS itu saat ini masih dimatangkan di Kemendikbud. Namun, nanti juga tidak akan langsung diterapkan menyeluruh.
’’Masih
dicoba di satu, dua, tiga, empat provinsi terpilih,’’ lanjutnya.
Khususnya, sekolah di kawasan perkotaan, dan terutama bagi sekolah yang
sudah siap.
Diharapkan, dengan adanya FDS, nilai-nilai khas Indonesia bisa ditanamkan sejak dini.
Terutama,
untuk usia TK, SD, dan SMP. Tidak seperti saat ini, di mana nilai-nilai
etika mulai luntur. Contoh sederhana ada di media sosial, yang
dijadikan ajang saling hujat dan ejek.
Pemerintah, tutur Jokowi,
ingin agar etika dan sopan santun betul-betul diterapkan dalam kurikulum
nasional. bisa dirupakan ekstrakurikuler, atau juga bisa masuk ke
materi akademis.
Disinggung mengenai pelaksanaan uji coba FDS ,
Presiden tidak menjelaskan lebih lanjut. ’’Nanti teknisnya tanya
Kemendikbud. Saya kira sudah siap,’’ tambahnya.
(Sumber:
jpnn)
TERIMAKSIH TELAH BERKUNJUNG...SILAHKAN BERAMAL DENGAN KLIK IKLAN DIBAWAH HANYA MELIHAT SAJA...