Purwokerto – Pengangkatan guru wiyata bakti (WB) pada semua
jenjang pendidikan khususnya Sekolah Dasar (SD) ke depan harus benar-benar
dikontrol. Pasalnya,dilapangan guru wiyata bakti yang telah lama mengajar dan
tergolong senior tergeser oleh guru WB yang baru saja bertugas.
Ketua
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyumas, Drs.Takdir
Widagdo,SH Msi mengatakan, kenyataan di lapangan menunjukan jumlah guru wiyata
bakti di lapangan terus bertambah. “akibatnya ada guru wiyata bakti yang sudah
lama mengajar bisa tergeser oleh guru yang relatif baru masuk.Jangan sampai
dalam penerimaan guru wiyata bakti, faktor kedekatan dengan Kepala Sekolah di
kedepankan,”katanya.
Takdir
menjelaskan, saat ini belum semua guru wiyata bakti (WB) SD bisa mendapatkan
tunjangan kesra. Dari sekitar 2300 guru WB SD yang ada di Kabupaten Banyumas,
baru sebanyak 1954 guru WB yang sudah dapat merasakan manisnya kesra.
“Kepala
Sekolah harus di kontrol dalam pengangkatan guru WB. Sebisa mungkin guru WB
yang sudah ada diberdayakan. Operator Sekolah yang sudah lama mengabdi jika dia
berlatar belakang PGSD S1 juga bisa diberikan jam,”terang dia.
Dirinya
berpesan kepada guru-guru senior yang telah mendapatkan sertifikasi hendaknya
dapat lebih bijak dalam memperhatikan keberadaan teman-teman guru wiyata bakti
di sekolahnya masing-masing.
Dengan
adanya teman-teman WB diakui atau tidak sangat membantu kelancaran kegiatan
belajar mengajar di sekolah.tutup takdir.
Seperti
diberitakan sebelumnya, kesra untuk 1954 guru wiyata bakti SD Semester kedua
periode Juli sampai Desember tahun 2016 hanya dibayarkan sebesar Rp.390 ribu
per bulan.
Hal ini
disebabkan karena minimnya anggaran yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten dan
masih terdapat defisit Rp. 100 Juta. Sumber :Radar Banyumas