Asslamualaikum wr.wb .
Salam sejahtera untuk kita semua semoga kita selalu di berikan kesehatan
dan rezeki yang cukup dan berkah , langsung saja kita baca informasi
berikut ini .
Sadar atau tidak, guru adalah pusat perhatian murid di kelas. Dari atas
sampai bawah dan dari penampilan luar hingga dalam. Mereka memperhatikan
‘detail’ seorang guru, sehingga hal itu menjadi salah satu alasan sikap
penerimaan mereka. Murid tentu bisa menempatkan diri di depan guru.
Mereka ramah, menyalami, tersenyum dan bersikap hormat. Namun, bisa saja
ada hal2 yang mereka kurang suka dari seorang guru. Apa itu? Masih
dengan referensi buku “ Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif &
Inovatif”, buah karya Jamal Ma’mur Asmani. Yuk, cek! ^_^
1. Penampilan Guru Kurang Rapi
Hmm… penampilan luar bisa menjadi kesan pertama bagi seseorang. Tak
menutup kemungkinan bagi murid ke gurunya. Jadi, sebelum masuk kelas
sangat dianjurkan bagi guru memeriksa kondisi fisik, baju, dandanan dsb.
Barangkali kurang rapi. Dengan catatan, tidak terlalu berlebihan juga.
Misalnya kadang kita risih melihat seseorang dengan bedaknya yang
terlalu tebal, perhiasannya yang terlalu ‘berantai’, baju yang terlalu
‘mencolok’, atau hal2 ‘over’ lain.
2. Jarang Masuk
Ya, guru yang tak masuk kadang ber-efek menyenangkan bagi murid. Namun
sebenarnya, dalam hati mereka, ada rasa butuh akan pelajaran. Apalagi
tujuan mereka memanglah mengail ilmu dari guru. Sehingga kalau guru
sering tak masuk atau hanya menekankan tugas, terutama dengan alasan
kurang jelas, maka hal itu akan menjadikan murid tak suka pada guru
bahkan mungkin pada pelajaran yang dibawakannya.
3. Pilih Kasih
Sebisa mungkin guru tahu semua nama murid2 tanpa kecuali, sehingga
murid2 tidak beranggapan kalau guru hanya mengetahui murid2 tertentu
(missal hanya yang pintar atau tenar saja). Guru juga mesti membagi
‘pelayanan’ secara rata, tidak melulu berdiam di salah satu bangku dan
meladeni pertanyaan murid yang itu-itu saja. Atau, hanya menunjuk
seseorang saja. Jika bisa, buat kelas menjadi kaya opini dengan tidak
membuat murid canggung untuk berpendapat. Jika ada konflik, jangan dulu
memberikan ‘keputusan prematur’ dengan cara memihak salah satu murid
(walau murid tersebut terkenal baik dan di-anak-emas-kan), melainkan
membuka diskusi dan memberi perhatian secara rata.
4. Memberi PR Tanpa Mengoreksinya
Jika memberi PR, tentu kita mesti bersiap memberikan evaluasi atas hasil
PR tersebut. Jika tidak, bukan tidak mungkin murid akan semakin malas
dan menganggap enteng semua tugas yang guru berikan. Bisa dengan
menerapkan ‘tim independent’ (yang aku terapkan dalam PPL), bisa dengan
bergerak langsung memeriksa satu-persatu, dengan membahasnya secara
terbuka sambil meminta partisipasi siswa untuk berkomentar, membubuhkan
paraf, menerapkan hukuman bagi yang tidak mengerjakan, atau lebih
bersikap toleran dengan tidak menuntut pengerjaan PR secara benar dan
menyeluruh, dst.
5. Berkata Kasar
Sejengkel-jengkelnya kita terhadap tingkah ngeyel murid, khusus untuk
urusan lisan memang mesti dikendalikan. Ucapan kasar yang terangkum
dalam ingatan tentu akan menumbuhkan trauma yang mendalam, sehingga
sebisa mungkin kita mampu menata amarah dengan tidak meloloskan kata2
kasar secuil pun.
6. Suka Menyuruh (apalagi untuk kepentingan diri sendiri)
Umpamanya ketika belajar-mengajar dan kita merasa haus, tiba2 kita
menyuruh murid untuk membelikan minuman. Tentu, hal tersebut selain
tidak ada urusannya dengan kepentingan belajar-mengajar, juga hanya akan
mengganggu aktivitas murid saja.
7. Menghukum dengan Semena-mena
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, guru tidak mesti menerapkan
keputusan ‘premature’. Perlu pengkajian dan penelusuran lebih lanjut.
Selain untuk mendapatkan hasil baik, juga agar ada kesan bahwa guru
memperlakukan murid dengan serius dan tak main2. Misalnya ketika sebuah
kelompok murid tidak menyetorkan hasil pekerjaannya, lalu kita langsung
menghukum tanpa mendengar alasan mereka. Bisa jadi karena hasil kelompok
tersebut dibawa oleh teman yang kebetulan tidak sekolah. Namun
demikian, kita tak juga harus langsung percaya, melainkan melakukan
semacam ‘interogasi’ untuk meng-cek kejujuran mereka.
8. Cuek Di Dalam dan Di Luar Kelas
Cuek di sini bisa berarti sebenarnya, bisa juga tidak. Misalnya tidak
gemar melakukan Tanya-jawab dengan murid atau berdialog di dalam dan di
luar kelas. Bisa juga cuek akan hal2 yang menimpa murid/kelas, umpamanya
menanyakan kabar murid yang lama tak sekolah, yang sering bolos,
membicarakan kondisi kelas yang kurang bersih, dsb.
9. Susah Dimintai Tolong
Ketika murid ada kesulitan dan guru sulit dihubungi, tentu akan
menimbulkan prasangka kurang baik bagi murid. Misalnya kita sulit
berkomunikasi secara tidak langsung (sms yang tidak dibalas, telpon yang
tidak diangkat atau komunikasi dalam jejaring sosial yang tidak
direspon), bisa juga secara langsung, seperti susah ditemui, ‘sok’
sibuk, dst. Sebisa mungkin, kita luangkan masa untuk melayani kesulitan
mereka.
Demikian hal2 yang sering dibenci murid dari seorang guru. Semoga bermanfaat! ^_^ Jangan Lupa Shre !!!
Sumber : http://www.rosediana.net/