Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana
Pertama M Zainudin, meminta maaf atas insiden kebakaran di Ruang Tabung
Pulau Miangas, di Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi lama RS TNI AL
Mintohardjo, Jakarta Pusat, yang menewaskan empat korban jiwa.

"Kami atas nama RSAL Mintohardjo meminta maaf yang sebesar-besarnya
kepada masyarakat atas peristiwa ini," ujar Zainudin, dalam konferensi
pers di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan rumah sakit itu telah menyelenggarakan terapi hiperbarik sejak 2013 lalu.
"Selama ini belum mengalami kecelakaan apapun. Ini bukan harapan
kita, kami minta maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa ini," tambah
dia.
Saat kejadian, lanjut Zainudin, tabung instalasi
terapi hiperbarik itu diisi empat pasien. Keempatnya tewas akibat
kecelakaan berujung pada kebakaran itu.
Mereka
adalah mantan Kepala Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Inspektur
Jenderal Polisi (Purnawirawan) Abubakar Nataprawira (65), anggota
DPD/Ketua Umum PGRI, Sulistyo, Edi Suwandi (67), dan Dima (28).
Zainuddin
menyatakan, kecelakaan pada pukul 11.30 WIB itu bermula dari hubungan
pendek arus listrik di ruangan itu, sehingga menimbulkan asap putih
lebat dan pasien yang ada di dalam tabung terbakar dan tidak dapat
diselamatkan.
Saat terapi hiperbarik diberlakukan kepada empat
pasien itu, tekanan di dalam ruang dekompresi ditetapkan pada angka 2,4
atmosfir.
Kemudian sekitar pukul 13.00 WIB, ketika tekanan baru
mulai dikurangi menuju 1 atmosfir alias sama dengan tekanan udara di
permukaan laut di Bumi, pada pukul 13.10 terlihat percikan api di dalam
ruangan dekompresi.
"Operator cepat membuka sistem pemadam api,
tapi api dalam chamber secara cepat langsung membesar dan tekanan dalam
tabung itu naik dengan cepat sehingga katup pengaman terbuka dan
menimbulkan ledakan," kata Zainuddin.
"Beberapa saat kemudian api mulai padam namun korban tidak dapat diselamatkan," katanya.
"Kebetulan ruangan itu hanya muat untuk empat orang," kata dia.
"Saat ini kami dan Polri sedang melakukan olah tempat kejadian perkara untuk mencari penyebab percikan api," ujarnya.
Dia menyebut sebelum masuk ke ruangan itu, pasien harus melepaskan
cincin ataupun aksesoris yang bisa menyebabkan percikan.
Saat ini jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi dan mencari penyebab kematiannya.
Sumber © ANTARANEWS.COM 2016